A. Landasan teori
1. Menyikat Gigi
a. Pengertian Menyikat Gigi
Menyikat gigi adalah kegiatan pembersihan plak secara mekanis yang dilakukan setiap hari untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut (Normalia, 2008). Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan. Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum menyikat gigi. Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai desain pegangan. Kebanyakan dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut meskipun sikat gigi berbulu lembut kurang efektif membersihkan sela-sela gigi.
Hal ini karena pertimbangan sikat gigi berbulu keras dapat merusak lapisan enamel dan melukai gusi.
b. Kebiasaan Menyikat Gigi
Menurut Sriyono (2005), kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya gangguan di rongga mulut. Menyikat gigi merupakan cara yang dianjurkan untuk membersihkan plak pada permukaan gigi dan gusi. Tujuan menyikat gigi (Brushing Teeth) adalah menghilangkan dan mengganggu pembentukan plak, membersihkan gigi dari makanan, debris dan pewarnaan, menstimulasi jaringan gingival, mengaplikasikan pasta gigi yang berisi suatu bahan khusus yang ditujukan terhadap karies, penyakit periodontal atau sensitivitas. Menurut Pratiwi (2009), alat dan bahan yang digunakan untuk menyikat gigi antara lain:
1) Sikat Gigi
Kepala sikat yang ramping atau bersudut, mempermudah pencapaian sikat di daerah mulut bagian belakang yang sulit terjangkau. Sedangkan bulu sikat yang halus menjadi pilihan yang tepat agar tidak merusak email dan gusi.
2) Pasta Gigi
Jumlah pasta gigi yang diletakkan tidak perlu sepanjang permukaan bulu sikat, melainkan seperlunya. Pada dasarnya bukan jumlah pasta gigi yang berpengaruh terhadap kebersihan gigi, tetapi cara menyikatnya. Pasta gigi juga dapat membantu menguatkan struktur gigi dengan kandungan fluor.
3) Gelas Kumur Berisi Air
Digunakan untuk kumur-kumur setelah selesai dilakukan penyikatan.
4) Cermin
Dalam menyikat gigi sebaiknya dilakukan di depan cermin, untuk melihat permukaan gigi mana yang belum di sikat.
c. Metode Menyikat Gigi
Metode menyikat gigi berdasarkan macam gerakan yang dilakukan, hal tersebut digolongkan menjadi 6 metode yaitu:
1) Metode Scrub
Cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi, kemudian digerakkan maju dan mundur berulang-ulang.
2) Metode Roll
Cara menyikat gigi dengan gerakan memutar mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi dengan posisi parallel dengan sumbu tegaknya gigi.
3) Metode Bass
Meletakkan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi. Sikat gigi digetarkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat.
4) Metode Stillman
Mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi seperti pada metode bass.
5) Metode Fones
Mengutarakan metode dengan gerakan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah.
6) Metode Charters
Meletakkan bulu sikat menekan gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah/oklusal gigi. Arahkan 45 derajat pada daerah leher gigi. Metode ini baik untuk membersihkan plak di daerah sela-sela gigi,pada pasien yang memakai kawat gigi.
Namun yang harus diperhatikan dalam menyikat gigi adalah metode menyikat gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gusi. Terutama daerah saku gusi dan daerah interdental, gerakan sikat tidak boleh melukai jaringan lunak maupun jaringan keras gigi (Pratiwi, 2009).
d. Cara Menyikat Gigi
Dibawah ini adalah langkah – langakah penting yang harus dilakukan dalam menyikat gigi (Rahmadhan, 2010) :
1) Ambil sikat dan pasta gigi. Peganglah sikat gigi dengan cara anda sendiri (yang penting nyaman untuk anda pegang), oleskan pasta gigi di sikat gigi yang sudah anda pegang
2) Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan pipi dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan dan naik turun. Mulai pada rahang atas terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan yang rahang bawah.
3) Bersihkan seluruh permukaan kunyah gigi (gigi geraham) pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur sebanyak 10-20 kali. Lakukan pada rahang atas terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakkan tegak lurus menghadap permukaan kunyah gigi
4) Bersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah dan langit-langit dengan menggunakan teknik modifikasi bass untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri. Lengkung gigi bagian depan dapat dulakukan dengan cara memegang sikat gigi secara vertikal menghadap ke depan. Menggunakan ujung sikat dengan gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi. Dilakukan pada rahang atas dan dilanjutkan rahang bawah.
5) Terakhir sikat juga lidah dengan menggunakan sikat gigi atau sikat lidah yang bertujuan untuk membersihkan permukaan lidah dari bakteri dan membuat nafas menjadi segar. Berkumur sebagai langkah terakhir untuk menghilangkan bakteri-bakteri sisa dari proses menyikat gigi.
e. Hal yang Perlu Diperhatikan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyikat gigi antara lain (Rahmadhan, 2010):
1) Waktu menyikat gigi
Menyikat gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini disebabkan karena dalam waktu 4 jam, bakteri mulai bercampur dengan makanan dan membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah makan bertujuan untuk menghambat proses tersebut. Lebih baik lagi menambah waktu menyikat gigi setelah makan siang atau minimal berkumur air putih setiap habis makan.
2) Menyikat gigi dengan lembut
Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan gigi dan gusi. Menyikat gigi tidak diperlukan tekanan yang kuat karena plak memiliki konsistensi yang lunak, dengan tekanan yang ringan plak akan terbuang
3) Durasi dalam menyikat gigi
Menyikat gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak. Menyikat gigi yang tepat dibutuhkan durasi minimal 2 menit.
4) Rutin mengganti sikat gigi
Sikat gigi yang sudah berusia 3 bulan sebaiknya diganti karena sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan sikat gigi terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda bahwa saat menyikat gigi tekanannya terlalu kuat.
5) Menjaga kebersihan sikat gigi
Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling utama karena sikat gigi adalah salah satu sumber menempelnya kuman penyakit.
6) Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride
Pasta gigi berperan penting dalam membersihkan dan melindungi gigi dari kerusakan karena pasta gigi mengandung fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak perlu berlebihan karena yang terpenting dalam membersihkan gigi adalah teknik menggosok gigi.
Setelah melakukan sikat gigi tapi masih terdapat kotoran maka dapat juga dibersihkan dengan cara flosing yaitu metode membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi.
2. Kebiasaan Buruk Menyikat Gigi
a. Kebiasaan buruk
Perilaku atau kebiasaan buruk menyikat gigi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit pada rongga mulut. Menurut (Rahmadhan, 2010) ada 8 kebiasaan buruk dalam menyikat gigi yaitu :
1) Menyikat gigi tidak lama
Kebanyakan orang menyikat gigi kurang lama. Para dokter gigi menganjurkan untuk menyikat gigi antara dua dan tiga menit. Sementara itu, rata-rata orang meyikat gigi adalah satu menit. Bisa karena terburu-buru mau kerja atau sudah mengantuk.
2) Tidak melihat cermin.
Karena sudah menjadi kebiasaan yang rutin, sebagian besar orang melakukan sikat gigi tanpa memperhatikan kemana gerak sikat gigi. Padahal bisa saja bagian celah gigi terlewati, di mana celah tersebut tempat bersembunyi sisa makanan yang akan mengakibatkan plak, karang gigi, atau pun bakteri penyebab radang gusi.
3) Teknik menyikat yang kurang benar.
Menyikat gigi dengan teknik yang kurang tepat, akan mengakibatkan penumpukan sisa makanan di dalam rongga mulut. Hal tersebut merupakan salah satu faktor terbentuknya karang gigi maupun awal mula terjadinya karies.
4) Menyikat terlalu keras.
Hal yang akan terjadi akibat menyikat gigi terlalu keras adalah pengikisan enamel pada gigi. Disamping itu tekanan yang kuat saat melakukan sikat gigi dapat mengakibatkan luka pada jaringan lunak dan abrasi gigi yang semakin parah.
5) Penggunaan sikat gigi yang kurang tepat.
Pemilihan bulu sikat yang terlalu keras juga mendukung terjadinya abrasi pada enamel gigi. Terlebih jika penggunaan bulu sikat yang keras dengan teknik menyikat gigi yang kurang tepat, selain terjadi abrasi dapat pula menyebabkan peradangan pada gusi.
b. Akibat yang Terjadi dari Kebiasaan Buruk Menyikat Gigi
i. Kebiasaan buruk dalam menyikat gigi jika terus dilakukan akan mengakibatkan:
1) Karies Gigi
Menyikat gigi tanpa menerapkan teknik yang tepat dapat menyebabkan terjadinya karies pada gigi. Karies gigi merupakan kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (email, dentin) yang diakibatakan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi (Post line,2008).
2) Karang Gigi
Selain terjadi karies pada gigi, kebiasaan buruk menyikat gigi dapat menimbulkan terjadinya karang gigi. Karang gigi terbentuk karena penumpukan plak yang mengeras dan melapisi bagian-bagian gigi. Plak gigi didefinisikan sebagai benda lunak, material kuat yang bertahan pada permukaan gigi dan tidak dapat lepas dengan kumur – kumur air (Ritonga, 2005).
3) Penyakit pada Jaringan Lunak
Kebiasaan buruk dalam menyikat gigi seperti pemilihan bulu sikat yang kurang tepat dan cara menyikat yang terlalu keras dapat menimbulkan peradangan pada gusi atau gingivitis. Peradangan gingiva cenderung dimulai pada daerah papila interdental dan menyebar ke sekitar leher gigi (Harty dan Ogston, 2013; Manson dan Eley, 1993).
4) Abrasi
Abrasi terjadi karena kebiasaan mulut yang tidak baik seperti penggunaan tusuk gigi, atau barang keras lain, atau karena menyikat gigi yang berlebihan dengan pasta gigi yang mengandung bahan abrasif, sering dilakukan sebagai usaha memutihkan gigi, begitu pula menyikat gigi dengan bulu sikat yang kaku (keras). Hasilnya adalah terbentuk kerusakan pada daerah servikal di permukaan labial gigi (Walton dan Torabinejad, 1998).
5) Abrasi Gigi
Harty dan Ogston (1995) menyatakan bahwa abrasi gigi merupakan suatu keadaan ausnya jaringan gigi sehingga sebagian strukturnya hilang. Gigi terdiri dari 3 lapisan dimana lapisan terluar bernama email, kemudian bagian dalam gigi yang berwarna kekuningan disebut dentin, dan bagian dalam berupa rongga berisi saraf dan pembuluh darah yang bernama pulpa.
Kamis, 24 Oktober 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Profil PusKesMas Karuwisi
Puskesmas karuwisi adalah salah satu puskesmas yang ada di Kota Makassar. 1. Lokasi / Tempat Puskesmas Karuwisi terletak di...
-
BPJS Kesehatan Janjikan Tiga Perbaikan. BPJS Kesehatan dan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) berkomitmen untuk mening...
-
Puskesmas karuwisi adalah salah satu puskesmas yang ada di Kota Makassar. 1. Lokasi / Tempat Puskesmas Karuwisi terletak di...
-
Status gizi pendek (Stunting) adalah salah satu bentuk gizi kurang yang diukur berdasarkan standar deviasi referensi WHO tahun 200...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar